MAKALAH
ILMU
SOSIAL BUDAYA DASAR
PENDEKATAN
SOSIAL BUDAYA MELALUI KESENIAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1.
ROMADHONA
2.
TRESIYA BEKOWAWO
3.
YULIANA HELERI SURA LIARIAN
4.
AYUNI DINDA KRISTI
5.
INTAN DWI ASIH
6.
FLORIDA PRADYA PARAMITHA
7.
DESKA TIA AYU
8.
LIDIA
9.
MEIFA DEWI RAHMAWATIK
10. RIA
SUSILA
11. ULITA
EMALIA
12. KHUSNUL
HABIDIYAH
13. RIZKY
AUGUSTIN
14. F.L
STEPHANIE SAREREAKE
15. NUR
UTAMI
16. DEWI
NURROHMAH
17. AISA
RATNA SARI
18. MARIA
MAGDALENA RUTO
19. WURY
ROHMIAWATI
20. IRA
RISDIANA
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUNAKADEMIK
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah
ini yang berjudul “Pendekatan Sosial Budaya Melalui Kesenian” dapat
terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga
selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima
kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu dalam pembuatan makalah
ini, karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini.maka kami terima
kasih kepada :
1. Ibu Vitrianingsih, S.ST M.Kes selaku
dosen pemimbing mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan
fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman yang turut membantu
dalam penyempurnaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran
sangat diperlukan untuk perbaikan.
Yogyakarta, Juni 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelayanan
praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah
sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan
kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus
memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat
menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial
budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program
pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang
professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya
berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki
berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para
bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Bidan dapat
menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui pendekatan sosial dan
budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang dapat digunakan
atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan
kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan sistem
banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam
menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah
sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya. Berikut ini
kami akan membahas tentang pendekatan sosial melalu kesenian tradisional.
B.
Tujuan
-
Untuk
mengetahui kesenian-kesenian di masyarakat.
-
Untuk
mengetahui teknik pendekatan melalui kesenian.
- Pendekatan Melalui KesenianUntuk
mengetahui bagaimana memberikan pemahaman tentang pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Seni
Pengertian dari
seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya
kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari
bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri
dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau
persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai rti
Rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil.
Secara umum
kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena diperuntukkan guna
melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan oleh
seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang
lain lagi..
Kesenian
tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat
kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari
pengembangan kebudayaannya.
Dalam kegiatan
apresiatif, maksudnya yaitu mengadakan suatu pendekatan terhadap kesenian
seolah – olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Kesenian
sebagai karya kasat mata, perwujudannya itu adalah merupakan wadah
seseorang dalam pembabaran ide yang bersifat batiniah dalam mengadakan
pendekatan terhadap kesenian seluruh panca indera kita, khususnya penglihatan,
perabaan dan perimbangan kita terlibat dengan asiknya terhadap bentuk kesenian
itu yang terdiri dari aneka warna, garis, bidang, tekstur dan sebagainya, yang
bersifat lahiriah untuk lebih jauh menghayati isi yang terbabar dalam karya
kesenian itu, serta ide yang melatar belakangi kehadirannya.
Maka itu dalam
mengadakan pendekatan terhadap kesenian, kita tidak cukup hanya bersimpati
terhadap kesenian itu, tetapi lebih dari itu yaitu secara empati. Empati
berasal dari kata yunani berarti merasa sama. Jadi dalam menghayati suatu karya
seni secara empati berarti kita menempatkan diri kita ke dalam karya seni itu.
B. Peran Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
a.
Seni
sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa
kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka
manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai
penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1) Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti
seni dapat digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang
nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh oranglain.
2) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada
orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun
segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidak setujuan atau
ketidak sepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam
drama modern.
c. Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia
Kesenian dalam kehidupan manusia
ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia
menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur.
Sejarah telah mencatat akan
prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia.
Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan
suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga
karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern,
kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian
hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara
materi maupun spiritual. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi
kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan
manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan
perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang
kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi
politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama,
menyusun komunikasi antara individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan
lain-lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik
seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan pembungkus. Jadi,
peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha hasil budi
manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan
tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.
C. Kesenian
Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat
digunakan sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang
petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
-
Dengan Kesenian
wayang kulit
Melalui
pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal
pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah
disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
oleh penonton.
-
Menciptakan
lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah
setempat.
D. Kesenian
Sebagai Seni Terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui
kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa
manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni
diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik
stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni
memahat patung, dll.
E. Pendekatan
Melalui Kesenian Tradisional
Pendekatan sosial
budaya yang dilakukan oleh bidan melalui kesenian tradisonal menyatakan bahwa
peran bidan bukan hanya dalam pelayanan kesehatan saja . Tetapi bidan juga
dapat menjadi seorang bidan pengelola. Misalnya seorang bidan praktik selain
sebagai nakes, bidan juga dapat membuka hubungan kerja sama dengan suatu
sanggar tari, lewat yayasan tersebut ia dapat menyampaikan pesan atau melakukan
penyuluhan kesehatan.
Dalam perannya
sebagai penelit dimana bidan ikut meneliti tentang kebudayaan apa yang ada pada
suatu daerah tempat penelitiannya tersebut. Ia juga dapat menambah wawasannya
tentang kesenian tradisional daerah lain.
Peran nya sebagai pendidik, bidan
ikut mengajarkan keterampilan seni yang dia miliki seperti seni tari, seni
suara , seni lukis , seni rupa dan sebagainya kepada masyarakat dimana ia
melakukan disamping penyuluhan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak
remaja manusia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan
dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan
aktif untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan
kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.
B.
Saran
Bidan harus selalu menjaga hubungan yang efektif dengan masyarakat dengan selalu
mengadakan komunikasi efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar