MAKALAH
STANDAR
KOMPETENSI BIDAN

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
2
1.
Romadhona (14150001)
2.
Rosa
Wahyu Samapta (14150002)
3.
Ayuni
dinda Kristi (14150005)
4.
Intan
Dwi Asih (14150007)
5.
Florida
Pradya Paramitha (14150008)
6.
Meifa
Dewi Rahmawatik (14150013)
7.
Rizky
Augustin (14150017)
8.
Dian
Rahayu Amiranti (14150025)
9.
Febriani
Empati Lia Lewu (14150028)
10. Ika Novitri Astuti (14150038)
11. Ni Made Ita Prastika Dewi (14150039)
12. Fajar Tri Utami (14150081)
13. Menny Kristepheni (14150082)
14. Novita Megaswara Rianti (14150086)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Standar Kompetensi Bidan” dapat
terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga
selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami
juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu
dalam pembuatan makalah ini, karna berkat mereka dapat terciptanya makalah ini.
Maka kami terimakasih kepada :
1. Ibu
Florentina Kusyanti, SST. M.KES selaku dosen pemimbing matakuliah Etikolegal
Dalam Praktik Kebidanan yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang
tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman
yang turut membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi
maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk
perbaikan.
Yogyakarta,
April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang
mulia, melindungi dan mempromosikan kesehatan perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan
yang diberikan agar perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional
dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan
pengetahuan, keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi
ibu (motherhood) dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman,
S. & Picombe, J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja
secara mandiri juga bekerja sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam mengupayakan pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara paripurna
dan berkesinambungan.
Bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan akan berorientasi pada asuhan
kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek – aspek sosial,
emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan
kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan
terkini, sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas
yang dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil
keputusan untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya
sejalan dengan perkembangan obstetrik, namun masing – masing mempunyai lingkup
praktik tersendiri.
Survey tentang kinerja
bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif menunjukkan
bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan
tanggap dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya
organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan
AIPKIND) menyusun suatu standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai
acuan dalam penyelenggaraan pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan
dapat memberikan pelayanan kebidanan berkualitas. Standar kompetensi bidan ini
disusun berdasarkan body of knowledge,
filosofi dan paradigma pelayanan kebidanan dengan mengacu pada Permenkes No.
369/ Menkes/ SK/ III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No. 161/
Menkes/ PER/ I/ 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/
Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan serta essential competencies International
Confederation of Midwives (ICM) tahun 2010.
1.2.Tujuan
-
Untuk mengetahui definisi tentang
standar kompetensi bidan.
-
Untuk mengetahui standar kompetensi
bidan khusunya kompetensi 4-6.
-
Untuk mengetahui penerapan standar
kompetensi bidan dalam praktik lahan khususnya kompetensi 4-6.
1.3.Metode
Dalam
penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu metode kepustakaan
dengan mencari dan mengumpulkan data – data yang berhubungan baik melalui media
internet maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing/ pengajar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Kompetensi adalah pengetahuan yang
dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh
seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, secara aman, dan tanggung jawab sesuai dengan standar
dengan syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (PP IBI, 2004). Kompetensi
tersebut dikelompokkan dalam dua kategori yang merupakan kopetensi minimal yang
mutlak diberikan oleh bidan persalin dan kompetensi tambahan/lanjutan yang
merupakan pengembangan dari pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung
tugas bidan dalam memenuhi perkembangan iptek (PP IBI,1997). Mengacu pada
Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan praktik bidan serta
memperhatikan kompetensi bidan yang di susun oleh ICM, pada Februari 1999,
disusun kompetensi bidan Indonesia dan disahkan pada KONAS IBI XII di Denpasar
Bali. Kompetensi dan wewenang bidan Indonesia terdiri atas Kompetensi 1-9 dan
wewenang bidan sesuai pasal 18 Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002.
B. Standar Kompetensi Bidan
1. Pengetahuan Umum, Ketrampilan dan
Perilaku yang Berhubungan dengan Ilmu-ilmu Sosial, Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Profesional
Kompetensi ke-1: Bidan
mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Pra Konsepsi, KB dan Ginekologi
Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka
untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orangtua.
3. Asuhan Konseling Selama Kehamilan
Kompetensi ke-3: Bidan
memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi, meliputi : deteksi dini,
pengobatan dan rujukan.
4. Asuhan Selama Persalinan dan
Kelahiran
Kompetensi ke-4: Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
5.
Asuhan Pada Ibu
Nifas dan Menyusui
Kompetensi ke-5: Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
6.
Asuhan Pada
Bayi Baru Lahir
Kompetensi ke-6: Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
7.
Asuhan Pada
Bayi dan Balita
Kompetensi ke-7: Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat
(1 bulan – 5 tahun).
8.
Kebidanan
Komunitas
Kompetensi ke-8: Bidan
merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok
dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9.
Asuhan pada
Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi
Kompetensi ke-9: melaksanakan
asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.
BAB III PEMBAHASAN
Kompetensi 4
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat
selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayinya yang baru lahir.
a. Pengetahuan
Dasar
1. Fisiologi
persalinan.
2. Anatomi
tengkorak bayi, diameter yang penting dan petunjuk.
3. Aspek
psikologis dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
4. Indikator
tanda-tanda mulai persalinan.
5. Kemajuan
persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
6. Penilaian
kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
7. Penilaian
kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
8. Proses
penurunan kepala melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
9. Pengelolaan
dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
10. Pemberian
kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga/ pendamping,
pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
11. Transisi
bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar aterus.
12. Pemenuhan
kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernafasan, kehangatan dan pemberian
ASI/PASI.
13. Pentingnya
pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain
kontak kulit langsung, kontak mata antarbayi dan ibunya bila dimungkinkan.
14. Mendukung
dan meningkatkan pemberian ASi eksklusif.
15. Menejemen
fisiologi kala III.
16. Memberikan
suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotik dan sedativa.
17. Indikasi
tindakan kegawatdaruratan kebidanan seperti: distrosia bahu, asfiksia neonata,
retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
18. Indikasi
tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.
19. Indikator
komplikasi persalinan misalnya: perdarahan, partus macet, kelainan presentasi,
eklamsia, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban ibu, gawat janin,
infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distocia karena inersia uteri
primer, post term dan preterm serta tali pusat menumbung.
20. Prinsip
Manajemen Kala III, secara fisiologis.
21. Prinsip
Manajemen aktif kala III.
b. Pengetahuan
Tambahan
1. Penatalaksanaan
persalinan dengan malpresentasi.
2. Pemberian
suntikan anastesi lokal.
3. Akselarasi
dan induksi persalinan.
c. Keterampilan
Dasar
1. Pengumpulan
data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada
persalinan sekarang.
2. Melaksanakan
pemeriksaan fisik yang terfokus.
3. Melakukan
pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
4. Mencatat
waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
5. Melakukan
pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi
pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban dan proporsi
panggul dengan bayi.
6. Melakukan
pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partagraf.
7. Memberikan
dukungan psikologis bagi wanita dan keluarga.
8. Memberikan
cairan, nutrisi dan kenyamanan yang adekuat selama persalinan.
9. Mengidentifikasi
secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawatdaruratan dengan
intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
10. Melakukan
amniotomi pada pembukaan servik lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
11. Menolong
kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12. Melakukan
episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
13. Melaksanakan
manajemen fisiologi kala III.
14. Melaksanakan
manajemen aktif kala III.
15. Memberikan
suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedativa.
16. Memasang
infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit.
17. Menahan
uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala III.
18. Memeriksa
kelengkapan plasenta dan selaputnya.
19. Memperkirakan
jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
20. Memeriksa
robekan vagina, serviks dan perineum.
21. Menjahit
robekan vagina dan perineum tingkat II.
22. Memberikan
pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus macet, kepala di dasar
panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
23. Melakukan
pengeluaran plasenta secara manual.
24. Mengelola
perdarahan post partum.
25. Memindahkan
ibu untuk tindakan tambahan/kegawatdaruratan dengan tepat waktu sesuai
indikasi.
26. Memberikan
lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/tali kasih ibu dan bayi baru
lahir.
27. Memfasilitasi
ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
28. Mendokumentasikan
temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
d. Keterampilan
Tambahan
1. Menolong
kelahiran presentasi dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
2. Memberikan
suntikan anastesi lokal jika diperlukan.
3. Melakukan
ekstraksi forsep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai kewenangan.
4. Mengidentifikasi
dan mengelola malpresentasi, ditorcia bahu, gawat janin dan kematian janin
dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
5. Mengidentifikasi
dan mengelola tali pusat menumbung.
6. Mengidentifikasi
dan menjahit robekan serviks.
7. Membuat
resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan
sesuai kewenangan.
8. Memberikan
oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi dan persalinan dan
penanganan perdarahan post partum.
Contoh
penerapannya :
o Bidan harus
mengetahui indikator komplikasi persalinan seperti ketika tali pusat melilit.
Biasanya kebanyakan orang awam langsung memotong tali pusat begitu saja dan
tidak menggunakan alat yang steril. Disini bidan juga dituntut untuk bisa
mengetahui manajemen fisiologi dan prinsip manajemen aktif kala III (ketika
plasenta lahir).
o Bidan harus mempunyai kemampuan untuk memberi
pelayanan yang bukan hanya memprioritaskan materi keuangan. Yang mampu memberi
upaya keselamatan atau memberi ketenangan kepada ibu yang akan bersalin ataupun
kepada keluarga yang mendampingi agar proses persalinan lancar dan tidak
terjadi kericuhan ataupun kegelisahan pada kedua belah pihak. Melakukan
tindakan persalinan yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan, memberikan
fasilitas yang memadai dan mendukung.
Kompetensi 5
Kompetensi 5
Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat.
a.
Pengetahuan Dasar
1.
Fisiologi nifas.
2.
Proses involusi dan penyembuhan sesudah
persalinan/abortus.
3.
Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar
serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses,
mastitis, puting susu lecet, puting susu masuk.
4.
Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat,
aktivitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.
5.
Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
6.
Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
7.
Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir
untuk menciptakan hubungan positif.
8.
Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus
menerus, infeksi.
9.
Indikator masalah-masalah laktasi.
10. Tanda dan
gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginaan menetap, sisa
plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post partum.
11. Indikator
pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis,
hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.
12. Kebutuhan
asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus.
13. Tanda dan
gejala komplikasi abortus.
b.
Keterampilan Dasar
1.
Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang
terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan
kelahiran.
2.
Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
3.
Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan
perlukaan/luka jahitan.
4.
Merumuskan diagnisa masa nifas.
5.
Menyusun perencanaan.
6.
Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
7.
Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi
perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
8.
Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan
rujukan bilamana perlu.
9.
Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai
kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.
10. Penatalaksanaan
ibu post partum abnormal sisa plasenata, renjatan dan infeksi ringan.
11. Melakukan
konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.
12. Melakukan
konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca absorsi.
13. Melakukan
kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
14. Memberikan
antibiotika yang sesuai.
15. Mencatat dan
mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
c.
Keterampilan Tambahan
Melakukan insisi pada hematoma vulva.
Contoh
penerapannya :
-
Bidan harus memberikan asuhan menyusui yang benar.
Misalnya dengan menerapkan Rooming in yaitu dimana ibu dan anak tidak
dipisahkan setelah persalinan dan bayi dibersihkan terlebih dulu, dengan bayi
ditelungkupkan di dada ibu agar terjadi hubungan positif antara batin ibu dan
anak. Setelah itu berikan teknik menyusui yang benar dengan posisi simetris
antara putting susu dan bayi, jangan sampai hidung tertekan atau tertutup,
karena biasanya kebanyakan orang tidak memperhatikan posisi menyusui sehingga
banyak kejadian bayi meninggal tak terduga akibat posisi menyusui yang tidak
benar. Selain itu, berikan juga pengetahuan tentang pemberian ASI dan mendukung
pelaksanaan pemberian ASI ekslusif yaitu sampai bayi berusia 6 bulan.manfaatnya
adalah agar bayi terhindar dari alergi dan dapat pula meningkatkan kecerdasan
bayi, membantu pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada
payudara sang ibu.
-
Kompetensi 6
Bidan
memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat
sampai dengan 1 bulan.
a.
Pengetahuan Dasar
1.
Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar
uterus.
2.
Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan
nafas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, bonding dan attechement.
3.
Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya nilai
APGAR.
4.
Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
5.
Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai
1 bulan.
6.
Memberikan imunisasi pada bayi.
7.
Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
normal, seperti: caput, molding, mongolian spot, hematoma.
8.
Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi lahir normal
seperti: hypoglikemi, hypotrmi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.
9.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi
baru lahir sampai 1 bulan.
10. Keuntungan
dan resiko imunisasi pada bayi.
11. Pertumbuhan
dan perkembangan bayi prematur.
12. Komplikasi
tertentu pada bayi baru lahir, seperti: trauma intracranial, fraktur clavikula,
kematian mendadak, hematoma.
b.
Pengetahuan Tambahan
Sunat dan tindik pada bayi perempuan.
c.
Keterampilan Dasar
1.
Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran
pernafasan dan merawat tali pusat.
2.
Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang
berlebihan.
3.
Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
4.
Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
5.
Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi
baru lahir dan schreening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada
bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.
6.
Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
7.
Memberikan imunisasi pada bayi.
8.
Mengajarkan pada orangtua tentang tanda-tanda bahaya
dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.
9.
Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada
bayi baru lahir seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypotermi, hypoglikemi.
10. Memindahkan
secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
11. Mendokumentasikan
temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
d.
Keterampilan Tambahan
1.
Melakukan penilaian masa gestasi.
2.
Mengajarkan pada orangtua tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.
3.
Membantu orangtua dan keluarga untuk memperoleh sumber
daya yang tersedia di masyarakat.
4.
Memberikan dukungan kepada orangtua selama berduka
cita yang sebagai bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau kematian bayi.
5.
Memberi dukungan kepada orangtua selama bayinya dalam
perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
6.
Memberi dukungan pada orangtua dengan kelahiran ganda.
7.
Melaksanakan tindik dan sunat pada bayi perempuan.
Contoh
penerapannya :
-
Berikan pengetahuan bagaimana dan kapan harus
memandikan bayi baru lahir. Kebanyakan orang langsung meandikannya, sebenarnya
untuk mencegah terjadinya hipotermia bayi dimandikan setelah 4-6 jam setelah ia
lahir. Karena dalam tubuh bayi terdapat putih lemak yang berfungsi untuk
melindungi bayi yang sedang transisi dari rahim ke luar rahim. Lalu, kita juga
harus memberikan penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
normal serta asuhannya.
-
Kondisi bayi baru lahir akan mengalami kebutuhan
nutrisi yang bermutu tinggi, apalagi dengan kondisi dia yang mudah sekali
terkena penyakit. Tidak hanya sang ibu saja yang harus memenuhi kebutuhan
nutrisinya, maka peran bidan disini yaitu dengan melakukan pendekatan pada sang
ibu dan keluarga agar klien lebih peduli akan perkembangan sang bayi, apalagi
dimasa yang emas ini.
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Standar
kompetensi bidan yang terdiri dari 9
poin dimana didalamnya terdapat pengetahuan dasar, pengetahuan tambahan,
keterampilan dasar dan keterampilan tambahan. Merupakan modal seorang bidan
untuk menjalankan praktiknya.
4.2.Saran
1.
Diharapkan kita sebagai calon bidan bisa
menguasai standar kompetensi bidan yang berlaku.
2.
Diharapkan jika sudah praktik nanti kita
bisa mempraktikkan standar kompetensi tersebut dalam pelayanan, bukan sekedar
teori saja.
DAFTAR PUSTAKA
Error! Hyperlink reference not valid. Pendahuluan Survei Demografi Indonesia.
Diakses Jumat, 18 Oktober 2013, 09.35 WITA, from http://www.bkkbn.go.id.
Kompetensi Bidan di Indonesia, diakses
28 april 2015, from https://rhennynouvizani.wordpress.com/2012/11/25/kompetensi-bidan-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar