Kamis, 14 Mei 2015

PERKEMBANGAN PADA MASA KEHAMILAN



A. Pengertian Perkembangan Masa Prenatal
Periode prenatal/masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung telur (ovum)  wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir.  Di lihat dari segi waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu (Ani Endriani, 2011).
Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-bahaya lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan (Ani Endriani, 2011).
B. Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan
Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis. Secara psikologis kehidupan manusia dimulai pada saat janin mulai berinteraksi terhadap rangsang-rangsang dari luar. Reaksi terhadap rangsang dari luar telah dimulai sangat awal. Ditinjau secara biologis kehidupan dimulai pada saat terjadinya konsepsi atau pembuahan, yakni bersatunya sel telur (ovum: tunggal, ova: jamak) dan sel laki-laki (spermatozoa: tunggal, spermatozoon: jamak). Kedua sel yang telah bersatu tersebut tumbuh dan berkembang dalam organ reproduksi wanita (gonad). Sel telur diproduksi dalam gonad wanita (ovarium) dan sel spermatozoa diprodiksi dalam gonad pria (tes tes) (Rita Eka Izzaty, 2008).




Proses terjadinya pembuahan dalam dilihat pada gambar berikut ini.
fertilization
Gambar 1. Pembuahan sel telur
Kemungkinan terjadinya pembuahan semacam itu telah ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28 hari, seringkali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung telur menjadi masak dan begerak pelan masuk kedalam rahim. Perjalanan ini memerlukan waktu 3 sampai 7 hari, dan apabila dalam perjalanan tersebut tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur dalam rahim. Bila telur dalam perjalanan bertemu dengan spermatozoa dan masuk melalui dinding telur, maka terjadilah pada detik itu hal-hal sebagai berikut: sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya yang disebut kromosom. Kromosom ayah dan kromosom ibu lebur menjadi satu dan membentuk bakal keturunan bagi anak. Kromosom tadi mengandung bagian yang lebih kecil lagi yang membawa faktor-faktor keturunan yang sesungguhnya disebut gene(Rita Eka Izzaty, 2008)
Periode prenatal berlangsung selama 280 hari atau kurang lebih 40 minggu yang dihitung mulai dari sesudah hari pertama menstruasi terakhir. Hurlock (1993) mengatakan bahwa orang awam menghitung kehamilan selama 9 bulan kalender. Bertentangan dengan itu, para ilmuwan menggunakan bulan yang lamanya 28 hari (lunar) sebagai tolok ukur. Ini bertepatan dengan periode siklus menstruasi wanita (Rita Eka Izzaty, 2008)
Urutan perkembangan dalam periode prenatal telah pasti dan tidak dapat diubah. Kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin dan alat-alat berkembang dengan urutan tertentu dan juga kurang lebih pada usia pranatal yang sama pada semua fetus. Perkembangan yang teratur menurut skema tertentu itu sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting. Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua fetus selalu dapat memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan kepalanya (Rita Eka Izzaty, 2008)
Monks, dkk (1998) membagi periode pranatal menjadi
a)      fase germinal (waktu 3 minggu pertama),
b)      fase embrional (waktu 6-8 minggu berikutnya)
c)      fase fetal (mulai minggu 8 sampai saat dilahirkan).
C.    Perubahan anatomi dan adaptasi fsiologis pada ibu hamil Trimester I, II, dan III
Kehamilan Trimester I
1.      Sistem reproduksi
a.Vagina dan vulva
akibat pengaruh hormone esterogen, vagina dan vulva mengalami perubahan pula. Sampai minggu ke 8 terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) , tanda ini disebut tanda Chadwick . warna portio pun tampak lividae.
Hormone kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan memproduksi mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina. Deskuamasi (ekspoliasi) sel-sel vagina yang kaya akan glikogen terjadi akibat stimulasi estrogen. Sel-sel yang tanggal ini membentuk rabas vagina yang kental dan berwarna keputihan yang disebut leukore. Selama hamil Ph sekresi menjadi lebih asam.
Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Peningkatan Ph ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina khususnya jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi jamur. Leukorea adalah rabas mukoid berwarna agak keabuan dan berbau tidak enak.




b. Serviks uteri
      serviks uteri pada kehamilan mengalami juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banya mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen dan dengan adanya hipervaskularisasi serta meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak yang disebut tanda goodell.
Selama minggu-minggu baru kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan oedema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus, serviks dan isthmus melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan (tanda Chadwick), pelunakan isthmus menyebabkan antefleksi uterus berlebihan selama tiga bulan pertama kehamilan.
                 
c. Perubahan uterus
      uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya:
1.      Peningkatan Vaskularisasi dan Dilatasi pembuluh darah
2.      Hyperplasia (produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis yang sudah ada).
3.      Perkembangan desidua.
Hipertropi otot polos uterus dan serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopi akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi yang disebut tanda Mc. Donald. Setelah minggu ke 8 korpus uteri dan serviks melunak dan membesar secara keseluruhan. Fundus menekan kandung kemih, menyebabkan wanita sering mengalami urinary frekuensy (sering berkemih).
Pada kehamilan ke 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat ini fundus uteri telah dapat di raba dari luar diatas simfisis. Pada minggu pertama isthmus pada triwulan pertama membuat isthmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda hegar. Perlunakan isthmus uteri pada sambungan serviks dan korpus ini timbul pada 6 minggu pertama setelah haid terakhir.

d. Ovarium
      Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditum, korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm, kemudian dia mengecil setelah plasenta terbentuk. Korpus luteum ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone.



2.      Payudara
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone somatomamotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belom mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saliuran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktal bumun, dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan somatomamotropin terbentuk lemak disekitar alveola-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea akan muncul di areola primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa gelid dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu ke enam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geliringan sampai nyeri tajam.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya yang tidak terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada peimigravida. Srie dapat terlihat diluar payudara.

3.      System endokrin
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan pemulihan pada masa nifas. Perubahan- perubahan hormonal selama kehamilan terjadi terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta serta hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan meliputi:
a.       Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan, sehingga pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
b.      Progesterone
Produksi progesterone lebih banyak jika dibandingkan dengan estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya, kira-kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabkan tonus otot polos nmenurun dan juga dieresis, progesterone juga menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan suk kutan diabdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energy baik pada wanita hamil maupun menyusui.


c.       Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormone ini hormone dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan dan merupakan dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Hormone ini berfungsi untuk mempertahankan korpus luteum.
d.      Human Plasenta Lactogen (HPL)
Produksi hormone ini akan terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan.
e.       Pituaitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesteron plasenta.
f.       Prolaktin
Produksi hormone ini akan terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen. Sekresi air susu dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
g.      Growth Hormon (STH)
Produksi hormone rendah karena mungkin ditekan oleh HPL.
h.      Tiroksin
Kadar tiroid mengalami hipertropi.
i.        Aldosteron, rennin dan angiotensin
Hormone ini naik, menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
j.        Insulin
Produksi insulin meningkat akibat estrogen, progesterone, dan HPL.

4 sistim kekebalan
peningkatan pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan terhadap inveksi vagina. System pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobin dalam kehamilan tidak berubah. Immunoglobin G(IgG) merupakan komponen utama dari immunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini.IgG merupakan satu-satunya immunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga imunitas pasif akan di peroleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi selanjutnya.

5 sistem perkemihan
Pada awal-awal kehamilan, kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini akan hilang dengan tua nya kehamilan. Jika uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasenta ginjal meningkat pada kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Fungsi ginjal berubah karena adanya hormone kehamilan, peningkatan volume darah, postur wanita, aktifitas fisik dan asupan makanan. Sejak minggu ke 10 gestasi, pelvik ginjal dan ureter berdilatasi. Ginjal pada saat hamil sedikit lebig besar, lebih panjang dan volume meningkat. Adanya peningkatan glukosa juga akan mempermudah infeksi pada saluran perkemihan.
6 sistem pencernaan
Perubahan rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena adanya perubahan lambung dan aliran balik asam lambung esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi mual dan muntah karena pengaruh HCG, tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di lambung dan apa yang dicerna lebih lama berada dalam usus. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya. Hipersaliva sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi.

7 sistem musculoskeletal
Pada trimester 1 tidak banyak perubahan pada musculoskeletal. Akibat peningkatan hormone esterogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament dalam tubuh yang menyebabkan peningkatan mobilitas dan sambungan atau otot terutama otot pelvic.
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastic pada kurva tulang belakang. Perubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur kehamilan.

8 sistem kardivaskuler
Sirkulasi darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi plasenta, uterus yang membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum.
Terjadi penurunan hematokret selama kehamilan normal sehingga disebut anemia fisiologis. Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot halus oleh progesterone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan sekitar 30-50% dan mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau kedua dan tetap tinggi selama persalinan.
Hipertropi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena difragma terdorong keatas, jantung terangkat keatas`dan berotasi kedepan dan kekiri. Pada akhir trimester satu mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya cardiac output. Hidung tersumbat atau bertambah karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.

9 sistem integument
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung dikenal sebagai diasmagravidarum. Didaerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mammae.
            Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea nigra. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari sempisis pubisa sampai sebagianatas fundus di garis tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnanya berubah agak hipermik dan kebiru-biruan disebut striae albicans. Pada seorang multigraviada sering tampak striae livide dan bersama dengan striae albicans.
            Epulis dapat imbul pada sekitar bulan ke-3 dan biasanya terus membesar seiring kemajuan kehamilan. Pertumbuhan kukumengalami percepatan selama masa hamil. Kulit berminyak dan acne dapat timbul selamakehamilan. Dapat terjadi peningkatan pertumbuhan rambut halus, tapi akan hilang setelah kehamilan berakhir.
10. metabolisme
            System metabolism adalah istila untuk menunjukan perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di dalam tunbuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Dengan terjadinya kehamilan, metabolism m,engalami perubahan yang mendasar, dimana perubahan yang mendasar, di mana perubahan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
11. berat badat dan indeks masa tubuh (IMT)
            Pada dua bulan pertama kenaikan badan belum terlihat, tetapi baru tampak dalam bulan ketiga.
12. system pernafasan
            Wanita hamil sering mengalami sesak dan nafas pendek. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu menggunakan nafas dada.
B. trimester II           
1.      System Reproduksi
a.       Vagina dan vulva
Hormone estrogen dan progesterone yang terus meningkat dan terjadinya hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah pada alat genetali membesar. Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul menyebabkan peningkatan sensitivitas, yang dapat meningkatkan keinginan seksual. Peningkata kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluhdarah dan uterus yang berat dapat menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva, yang biasanya akan membaik pada periode pasca partum.
b.      Servis uterus
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.

c.       Perubahan uterus
Bentuk uterus menjadi lebih bulat dan bengangsur-angsur berbenrtuk lonjong seperti telur. Ukurannya kira-kira sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa. Isthmus menjadi bagian darikorpus uteri. Selain bertambah besar, uterus juga mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastic dan fundus lebih mudah fleksi.

d.      Ovarium
Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan mengaktifkan fungsi korpus luteum graviditatum.

2.      Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum berasal dari asinus yang mulaibersekresi.
Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Kadar hormone lutealdan plasenta meningkatkan proliferasi ductus laktiferus dan jaringan lobules-alveoplar sehingga pada palpasi payudara teraba penyebaran nodul kasar.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir.

3.      System endokrin
Ada peningkatan hormone estrogene dan progesterone serta terhambatnya FSH dan LH.

4.      Sistem Perkemihan
Kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul ditunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.

5.      Sistem Musculoskeletal
Selama trimesterke dua mobilitas sendi akan berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif /jaringan yang berhubungan disekitarnya.

6.      Sistem Kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodulusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterem. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat perlahan, mencapai 10-14 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm. Dapat timbul palpitasi.

7.      Sistem Integument
Akibat meningkat hormone estroge dan progesterone, kadar MSH pun meningkat. Terjadi perubahan deposit pigmen dan hiper pigmentasi karena pengaruh MSH dan kelenjar suprarenalis. Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang.

8.      Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh ( IMT )
Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5kg perminggu selama sisa kehamilan.

9.      Sistem Pernafasan
Karena adanya penurunan tekanan CO2, seorang wanita hamil sering mengeluhkan sesak nafas sehingga meningkatkan usaha nafas.

C. Trimester III

1.      Sistem Reproduksi
Uterus :
Pada trimester III, ithmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi sekmen bawah rahim ( SBR ). Kontraksi otot-otot bagian atas uterus menjadikan SBR lebih lebar dan tipis, tampak nyata antara bagian atas yg lebih tebal segmen bawah yang lebih tipis.

2.      Sistem Perkemihan
Keluhan sering kencing akan timbul lagi karena pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas kepanggul dan kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodulusi yang menyebabkan metabolismeair menjadi lancar.

3.      Sitem Musculoskeletal
Selama keluhan trimester ketiga, otot rektus abdomenalis dapat memisah menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah.Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Untuk mengkompensasikan penambahan bera, bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang belakang lebih melengkunng, dan dapat menyebabkan nyeri tulang punggung pada wanita. Wanita muda yang cukup berotot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapiwanita yang tua akan mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama kehamilan.

4.      Sistem Kardiovaskuler
Aliran darah meningkat dengan cepat seiring dengan pembesaran uterus, walaupun aliran darah uterus meningkat, ukuran konseptus meningkat lebih cepat. Akibatnya lbih banyak oksigen yang diambil dari darah uterus selama masa kehamilan lanjut.

5.      Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh ( IMT )
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan berkisar 11-12 kg.


6.      Sistem Pernafasan
Pada umur kehamilan 32 minggu keatas, usus tertekan uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak dan mengakibatkan kebanyakan wanita hamil kesulitan bernafas.








MAKALAH STANDAR KOMPETENSI BIDAN



 MAKALAH

STANDAR KOMPETENSI BIDAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1.        Romadhona                                           (14150001)
2.        Rosa Wahyu Samapta                          (14150002)
3.        Ayuni dinda Kristi                                                (14150005)
4.        Intan Dwi Asih                                      (14150007)
5.        Florida Pradya Paramitha                    (14150008)
6.        Meifa Dewi Rahmawatik                      (14150013)
7.        Rizky Augustin                                      (14150017)
8.        Dian Rahayu Amiranti                         (14150025)
9.        Febriani Empati Lia Lewu                   (14150028)
10.     Ika Novitri Astuti                                  (14150038)
11.     Ni Made Ita Prastika Dewi                   (14150039)
12.     Fajar Tri Utami                                     (14150081)
13.     Menny Kristepheni                                (14150082)
14.     Novita Megaswara Rianti                     (14150086)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015


 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Standar Kompetensi Bidan” dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami  juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu  dalam pembuatan makalah ini, karna berkat mereka dapat terciptanya makalah ini. Maka kami terimakasih kepada :
1.      Ibu Florentina Kusyanti, SST. M.KES selaku dosen pemimbing matakuliah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
2.      Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam pembuatan makalah ini.
3.      Teman-teman yang turut membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Kami  menyadari bahwa makalah   ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.

Yogyakarta, April 2015

Penyusun




DAFTAR ISI






BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

       Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mempromosikan kesehatan perempuan, terutama membantu  perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood) dengan peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. & Picombe, J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain bekerja secara mandiri juga bekerja sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam mengupayakan pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara paripurna dan berkesinambungan.
       Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan berkesinambungan akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat holistik, meliputi pemahaman aspek – aspek sosial, emosional, kultural, spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan kebidanan yang diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini, sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas yang dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta mengambil keputusan untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan kebidanan pada dasarnya sejalan dengan perkembangan obstetrik, namun masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.
       Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan tanggap dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan AIPKIND) menyusun suatu standar kompetensi bidan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan kebidanan, agar lulusan yang dihasilkan dapat memberikan pelayanan kebidanan berkualitas. Standar kompetensi bidan ini disusun berdasarkan body of knowledge, filosofi dan paradigma pelayanan kebidanan dengan mengacu pada Permenkes No. 369/ Menkes/ SK/ III/ 2007, tentang Standar Profesi Bidan, Permenkes No. 161/ Menkes/ PER/ I/ 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No 1464/ Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan serta essential competencies International Confederation of Midwives (ICM) tahun 2010.

1.2.Tujuan

-          Untuk mengetahui definisi tentang standar kompetensi bidan.
-          Untuk mengetahui standar kompetensi bidan khusunya kompetensi 4-6.
-          Untuk mengetahui penerapan standar kompetensi bidan dalam praktik lahan khususnya kompetensi 4-6.


1.3.Metode

Dalam penyusunan makalah ini, metode yang kami gunakan yaitu metode kepustakaan dengan mencari dan mengumpulkan data – data yang berhubungan baik melalui media internet maupun materi kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing/ pengajar.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi
Kompetensi adalah pengetahuan yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, secara aman, dan tanggung jawab sesuai dengan standar dengan syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat (PP IBI, 2004). Kompetensi tersebut dikelompokkan dalam dua kategori yang merupakan kopetensi minimal yang mutlak diberikan oleh bidan persalin dan kompetensi tambahan/lanjutan yang merupakan pengembangan dari pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi perkembangan iptek (PP IBI,1997). Mengacu pada Permenkes 572 tahun 1996 tentang registrasi dan praktik bidan serta memperhatikan kompetensi bidan yang di susun oleh ICM, pada Februari 1999, disusun kompetensi bidan Indonesia dan disahkan pada KONAS IBI XII di Denpasar Bali. Kompetensi dan wewenang bidan Indonesia terdiri atas Kompetensi 1-9 dan wewenang bidan sesuai pasal 18 Kepmenkes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002.

B.     Standar Kompetensi Bidan
1.      Pengetahuan Umum, Ketrampilan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Ilmu-ilmu Sosial, Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Profesional
Kompetensi ke-1: Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2.      Pra Konsepsi, KB dan Ginekologi
Kompetensi ke-2: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orangtua.
3.      Asuhan Konseling Selama Kehamilan
Kompetensi ke-3: Bidan memberikan asuhan antenatal yang bermutu tinggi, meliputi : deteksi dini, pengobatan dan rujukan.
4.      Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran
Kompetensi ke-4: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.


5.      Asuhan Pada  Ibu Nifas dan  Menyusui
Kompetensi ke-5: Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
6.      Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Kompetensi ke-6: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.
7.      Asuhan Pada Bayi dan Balita
Kompetensi ke-7: Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).
8.      Kebidanan Komunitas
Kompetensi ke-8: Bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
9.      Asuhan pada Ibu/Wanita dengan Gangguan Reproduksi
Kompetensi ke-9: melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.








BAB III PEMBAHASAN


Kompetensi 4
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.
a.       Pengetahuan Dasar
1.      Fisiologi persalinan.
2.      Anatomi tengkorak bayi, diameter yang penting dan petunjuk.
3.      Aspek psikologis dan kultural pada persalinan dan kelahiran.
4.      Indikator tanda-tanda mulai persalinan.
5.      Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.
6.      Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.
7.      Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.
8.      Proses penurunan kepala melalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.
9.      Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.
10.  Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga/ pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.
11.  Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar aterus.
12.  Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernafasan, kehangatan dan pemberian ASI/PASI.
13.  Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antarbayi dan ibunya bila dimungkinkan.
14.  Mendukung dan meningkatkan pemberian ASi eksklusif.
15.  Menejemen fisiologi kala III.
16.  Memberikan suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotik dan sedativa.
17.  Indikasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan seperti: distrosia bahu, asfiksia neonata, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.
18.  Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.
19.  Indikator komplikasi persalinan misalnya: perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distocia karena inersia uteri primer, post term dan preterm serta tali pusat menumbung.
20.  Prinsip Manajemen Kala III, secara fisiologis.
21.  Prinsip Manajemen aktif kala III.
b.      Pengetahuan Tambahan
1.      Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.
2.      Pemberian suntikan anastesi lokal.
3.      Akselarasi dan induksi persalinan.
c.       Keterampilan Dasar
1.      Pengumpulan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda-tanda vital ibu pada persalinan sekarang.
2.      Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus.
3.      Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.
4.      Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).
5.      Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban dan proporsi panggul dengan bayi.
6.      Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partagraf.
7.      Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarga.
8.      Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang adekuat selama persalinan.
9.      Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.
10.  Melakukan amniotomi pada pembukaan servik lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.
11.  Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.
12.  Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.
13.  Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.
14.  Melaksanakan manajemen aktif kala III.
15.  Memberikan suntikan intramuskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedativa.
16.  Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit.
17.  Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversi uteri dalam kala III.
18.  Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.
19.  Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.
20.  Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.
21.  Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.
22.  Memberikan pertolongan persalinan abnormal: letak sungsang, partus macet, kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.
23.  Melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
24.  Mengelola perdarahan post partum.
25.  Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawatdaruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.
26.  Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/tali kasih ibu dan bayi baru lahir.
27.  Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.
28.  Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang dilakukan.
d.      Keterampilan Tambahan
1.      Menolong kelahiran presentasi dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat.
2.      Memberikan suntikan anastesi lokal jika diperlukan.
3.      Melakukan ekstraksi forsep rendah dan vakum jika diperlukan sesuai kewenangan.
4.      Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, ditorcia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.
5.      Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.
6.      Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.
7.      Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.
8.      Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi dan persalinan dan penanganan perdarahan post partum.
Contoh penerapannya :
o   Bidan harus mengetahui indikator komplikasi persalinan seperti ketika tali pusat melilit. Biasanya kebanyakan orang awam langsung memotong tali pusat begitu saja dan tidak menggunakan alat yang steril. Disini bidan juga dituntut untuk bisa mengetahui manajemen fisiologi dan prinsip manajemen aktif kala III (ketika plasenta lahir).
o    Bidan harus mempunyai kemampuan untuk memberi pelayanan yang bukan hanya memprioritaskan materi keuangan. Yang mampu memberi upaya keselamatan atau memberi ketenangan kepada ibu yang akan bersalin ataupun kepada keluarga yang mendampingi agar proses persalinan lancar dan tidak terjadi kericuhan ataupun kegelisahan pada kedua belah pihak. Melakukan tindakan persalinan yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan, memberikan fasilitas yang memadai dan mendukung.
Kompetensi 5
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.

a.       Pengetahuan Dasar
1.      Fisiologi nifas.
2.      Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus.
3.      Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, mastitis, puting susu lecet, puting susu masuk.
4.      Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.
5.      Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
6.      Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
7.      Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan positif.
8.      Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi.
9.      Indikator masalah-masalah laktasi.
10.  Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginaan menetap, sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi post partum.
11.  Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.
12.  Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus.
13.  Tanda dan gejala komplikasi abortus.
b.      Keterampilan Dasar
1.      Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
2.      Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
3.      Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
4.      Merumuskan diagnisa masa nifas.
5.      Menyusun perencanaan.
6.      Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
7.      Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
8.      Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.
9.      Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.
10.  Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenata, renjatan dan infeksi ringan.
11.  Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.
12.  Melakukan konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca absorsi.
13.  Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
14.  Memberikan antibiotika yang sesuai.
15.  Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
c.       Keterampilan Tambahan
Melakukan insisi pada hematoma vulva.
Contoh penerapannya :
-          Bidan harus memberikan asuhan menyusui yang benar. Misalnya dengan menerapkan Rooming in yaitu dimana ibu dan anak tidak dipisahkan setelah persalinan dan bayi dibersihkan terlebih dulu, dengan bayi ditelungkupkan di dada ibu agar terjadi hubungan positif antara batin ibu dan anak. Setelah itu berikan teknik menyusui yang benar dengan posisi simetris antara putting susu dan bayi, jangan sampai hidung tertekan atau tertutup, karena biasanya kebanyakan orang tidak memperhatikan posisi menyusui sehingga banyak kejadian bayi meninggal tak terduga akibat posisi menyusui yang tidak benar. Selain itu, berikan juga pengetahuan tentang pemberian ASI dan mendukung pelaksanaan pemberian ASI ekslusif yaitu sampai bayi berusia 6 bulan.manfaatnya adalah agar bayi terhindar dari alergi dan dapat pula meningkatkan kecerdasan bayi, membantu pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
-           



            Kompetensi 6
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.

a.       Pengetahuan Dasar
1.      Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.
2.      Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, bonding dan attechement.
3.      Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya nilai APGAR.
4.      Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.
5.      Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
6.      Memberikan imunisasi pada bayi.
7.      Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal, seperti: caput, molding, mongolian spot, hematoma.
8.      Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi lahir normal seperti: hypoglikemi, hypotrmi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.
9.      Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.
10.  Keuntungan dan resiko imunisasi pada bayi.
11.  Pertumbuhan dan perkembangan bayi prematur.
12.  Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti: trauma intracranial, fraktur clavikula, kematian mendadak, hematoma.
b.      Pengetahuan Tambahan
Sunat dan tindik pada bayi perempuan.
c.       Keterampilan Dasar
1.      Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan dan merawat tali pusat.
2.      Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.
3.      Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.
4.      Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.
5.      Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus pada bayi baru lahir dan schreening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.
6.      Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.
7.      Memberikan imunisasi pada bayi.
8.      Mengajarkan pada orangtua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.
9.      Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypotermi, hypoglikemi.
10.  Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.
11.  Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.
d.      Keterampilan Tambahan
1.      Melakukan penilaian masa gestasi.
2.      Mengajarkan pada orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.
3.      Membantu orangtua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di masyarakat.
4.      Memberikan dukungan kepada orangtua selama berduka cita yang sebagai bayi dengan cacat bawaan, keguguran atau kematian bayi.
5.      Memberi dukungan kepada orangtua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.
6.      Memberi dukungan pada orangtua dengan kelahiran ganda.
7.      Melaksanakan tindik dan sunat pada bayi perempuan.
Contoh penerapannya :
-          Berikan pengetahuan bagaimana dan kapan harus memandikan bayi baru lahir. Kebanyakan orang langsung meandikannya, sebenarnya untuk mencegah terjadinya hipotermia bayi dimandikan setelah 4-6 jam setelah ia lahir. Karena dalam tubuh bayi terdapat putih lemak yang berfungsi untuk melindungi bayi yang sedang transisi dari rahim ke luar rahim. Lalu, kita juga harus memberikan penyuluhan tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal serta asuhannya.
-          Kondisi bayi baru lahir akan mengalami kebutuhan nutrisi yang bermutu tinggi, apalagi dengan kondisi dia yang mudah sekali terkena penyakit. Tidak hanya sang ibu saja yang harus memenuhi kebutuhan nutrisinya, maka peran bidan disini yaitu dengan melakukan pendekatan pada sang ibu dan keluarga agar klien lebih peduli akan perkembangan sang bayi, apalagi dimasa yang emas ini.







BAB IV PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Standar kompetensi bidan yang  terdiri dari 9 poin dimana didalamnya terdapat pengetahuan dasar, pengetahuan tambahan, keterampilan dasar dan keterampilan tambahan. Merupakan modal seorang bidan untuk menjalankan praktiknya.

4.2.Saran

1.      Diharapkan kita sebagai calon bidan bisa menguasai standar kompetensi bidan yang berlaku.
2.      Diharapkan jika sudah praktik nanti kita bisa mempraktikkan standar kompetensi tersebut dalam pelayanan, bukan sekedar teori saja.


DAFTAR PUSTAKA

Error! Hyperlink reference not valid. Pendahuluan Survei Demografi Indonesia. Diakses Jumat, 18 Oktober 2013, 09.35 WITA, from http://www.bkkbn.go.id.
Kompetensi Bidan di Indonesia, diakses 28 april 2015, from https://rhennynouvizani.wordpress.com/2012/11/25/kompetensi-bidan-di-indonesia/